Masa Muda Prabowo Subianto, Seperti Apa?
buletindigital.Jika
kalian mendengar nama Prabowo Subianto, apa yang ada di benak kalian?
Sebagian besar pasti menjawab calon presiden 2014-2019 yang gagal.
Namun, apakah kalian sudah mengenal lebih jauh siapa Prabowo
sesungguhnya? Kehebatan apa sih yang ia miliki sehingga banyak ditakuti
para tokoh besar bahkan lawan politiknya saat itu?
Benarkah
Prabowo memiliki segudang kekuatan dan banyak tahu tentang negara ini?
Bagimanakah masa mudanya? Apa saja kekuatannya? Apa saja prestasinya?
Kita bahas bersama-sama yuk. Tapi jangan kaget ya setelah membacanya.
Pria
dengan nama lengkap Prabowo Subianto Djojohadikusumo ini lahir pada
tanggal 17 Oktober 1951 di Jakarta dan merupakan anak ketiga dari
Begawan Ekonomi Sumitro Djojohadikusmo dan Dora Sigar. Prabowo
menamatkan sekolah menengah di London pada tahun 1967. Kemudian, lulus
dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri)
Magelang pada tahun 1974.
Prabowo juga pernah mengikuti pelatihan
antiteroris di Fort Braggs, Amerika Serikat pada tahun 1976 dan
pelatihan antiteroris di Jerman Barat pada tahun 1981.
Sejak kecil, Prabowo
hidup dalam lingkungan pelarian sang ayah ke luar negeri, akibat
berselisih paham dengan penguasa saat itu, Presiden Soekarno. Selama
kurang lebih 10 tahun, Prabowo menghabiskan masa kecilnya di Singapura,
Malaysia, Hongkong, Swiss dan Inggris. Pengalaman ini membentuk
karakter Prabowo menjadi anak yang mandiri, mampu menyesuaikan diri dan
pekerja keras.
Sang
ayah juga selalu menanamkan prinsip-prinsip semangat juang kepada
Prabowo. Bahkan, Sumitro sengaja mengabadikan nama adiknya, Subianto,
yang gugur melawan penjajah Jepang, pada nama anaknya. Sumitro berharap
Prabowo kelak menjadi pejuang seperti paman-pamannya yang berdarah
Banyumas, yang menurutnya mewarisi tradisi perlawanan.
Sejak
usia 16 tahun, Prabowo menamatkan sekolah menengah di London pada 1967.
Sebenarnya ia diterima di tiga universitas di Amerika Serikat, yaitu
Universitas Colorado, George Washington, dan Rhode Island. Tapi, ayahnya
menunda Prabowo masuk kuliah karena khawatir dengan dampak psikologis
akibat kuliah di usia terlalu muda.
Sang
Ayah membawa Prabowo kembali ke Indonesia, agar lebih mengenal Tanah
Air-nya. Ini yang kemudian membuat pengagum Panglima Jenderal Sudirman
itu, lebih memilih ke Magelang, Jawa Tengah, masuk ke Akabri, menjadi
Taruna. Disinilah episode penting karir Prabowo ditorehkan.
Prabowo
menjadi lulusan Akabri terbaik pada 1974. Dua tahun kemudian, Prabowo
menjadi Komandan Peleton Para Komando Group-1 Komando Pasukan Sandi
Yudha (Kopassandha) untuk ditugaskan ke Timor Timur sebagai bagian dari
Tim Nanggala. Pada 1977, Prabowo menjabat Komandan Kompi Para Komando
Group-1 KOPASSANDHA dengan pangkat Letnan Satu.
Tiga
tahu berselang, ia ditugaskan mengikuti pelatihan antiteroris di Fort
Braggs, Amerika Serikat. Pada 1981, Prabowo mengukir prestasi yang
menonjol,yaitu menjadi lulusan terbaik pada pelatihan antiteroris GSG-9
di Jerman Barat. Pada tahun 1983, Prabowo menjabat Wakil Komandan
Detasemen 81 Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Di
tahun yang sama, Prabowo menikahi Siti Hediati Harijadi, anak Presiden
Soeharto. Baru beberapa saat menikah, Prabowo kembali ditugaskan untuk
sebuah operasi ke Timor Timur. Di sini Prabowo dan pasukan sempat hilang
selama 12 jam karena pasukannya dijebak musuh. Nasib berpihak padanya,
Prabowo berhasil selamat.
Setelah
itu, berbagai prestasi kemiliteran diraih Prabowo. Pada 1995 ia
dipercaya sebagai Komandan Jendral Kopassus. Pada saat itulah, Prabowo
diduga mendalangi penculikan dan penghilangan paksa terhadap sejumlah
aktivis, yang dilakukan oleh sebuah tim yang disebut Tim Mawar. Hingga
kini para korban masih belum ditemukan.
Pada
1998, Prabowo ditunjuk menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan
Darat (Pangkostrad). Tapi, jabatan ini tak lama dipegangnya, karena
keburu meletus peristiwa Mei 1998. Peristiwa Mei banyak dipercaya
sebagai sebuah skenario dari kekuatan militer, yang menurut kontroversi,
melibatkan polemik internal militer, antara Prabowo dengan Panglima
ABRI Wiranto.
Akibatnya,
Prabowo dipindah tugaskan menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando
ABRI. Melalui sidang pertimbangan Dewan Kehormatan Perwira (DKP),
Panglima ABRI memberhentikan Letnan Jenderal Prabowo dari dinas
kemiliteran.
Setelah
dinonaktifkan dari militer, Prabowo pergi ke Yordania. Di sana ia
memperoleh status kewarganegaraan setempat dan diperlakukan dengan baik
oleh Raja Yordania, temannya saat mengikuti pelatihan militer. Setelah
melewati masa sulit di Yordania, Prabowo beralih menjadi pengusaha. Tiga
tahun kemudian, ia kembali ke Indonesia.
Begitu
pulang, November 2001, Prabowo mendirikan Nusantara Energy bersama
Johan Teguh Sugianto dan Widjono Hardjanto. Seperti disebutkan dalam
situs pribadinya, www.prabowosubianto.net, Nusantara Energy
mengkonsolidasikan berbagai perusahaan yang tersebar di bisnis pulp,
kehutanan, pertanian, pertambangan, perikanan komersial, dan jasa
pelayanan profesional.
PT
Kiani Kertas, PT Kiani Lestari, dan PT Nusantara Berau Coal hanyalah
tiga dari belasan anak perusahaannya. Total karyawan Nusantara Energy
yang berkantor di Menara Bidakara, Jakarta Selatan, ini mencapai 10.000
pekerja dengan total asset US$ 10 miliar.
Nah,
setelah membahas Prabowo Subianto dari lahir, sekolah, diasingkan,
diculik, pindah tempat tinggal, sampai akhirnya kembali ke Indonesia
bisa kita simpulkan jika tak ada sosok tokoh yang memiliki segudang
pengalaman dan terlibat penuh dalam menjaga Indonesia hingga saat
sekarang.
Ini
hanya ulasan tentang masa muda Prabowo Subianto ya. Bagaimana? Keren
tidak? Menurut kalian ia pantas tidak memimpin negeri ini?
Komentar
Posting Komentar