Pesan di Balik Kata-kata Indonesia Bubar 2030, “Kita Jaga Persatuan”
pojokpress.Politikus
Gerindra Elnino Husein Mohi menilai pernyataan Ketua Umum Partai
Gerindra Prabowo Subianto soal Indonesia bakal bubar tahun 2030 hanya
sekadar peringatan. Kata-kata Prabowo juga diklaim mengandung pesan di
baliknya.
Supaya seluruh pihak menjaga persatuan di tengah berbagai masalah yang membuat konflik horizontal di masyarakat, pesan yang dimaksud, kata Elnino, Prabowo berusaha mengingatkan.
“Inti pesannya kita jaga persatuan. Kita jaga ke-bhinekaan tunggal ika kita. Tersebut intinya,” ujar Elnino di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (21/3).
Elnino menuturkan pernyataan Prabowo tersebut didasari dari beberapa artikel yang dibuat oleh pengamat intelektual. Sehingga artikel tersebut dianggap logis untuk dijadikan referensi melihat masa depan Indonesia. Lebih lanjut, Elnino menyatakan, Prabowo juga tidak sekadar melempar isu dan peringatan kepada warga Indonesia. Prabowo disebut sudah mempraktikan sejumlah hal untuk menjaga persatuan bangsa.
Salah satu hal yang dilakukan oleh Prabowo, kata Elnino, mampu dilihat saat kalah dari Joko Widodo dalam Pilpres tahun 2014. Kala tersebut, Prabowo memberi hormat kepada Jokowi walau merasa tak terima kalah.
Supaya menerima kekalahan dan mengawal performa pemerintah sesuai dengan aturan yang berlaku, hormat Prabowo, menurutnya juga sebagai cara untuk memberi pesan kepada semua pendukungnya
Supaya seluruh pihak menjaga persatuan di tengah berbagai masalah yang membuat konflik horizontal di masyarakat, pesan yang dimaksud, kata Elnino, Prabowo berusaha mengingatkan.
“Inti pesannya kita jaga persatuan. Kita jaga ke-bhinekaan tunggal ika kita. Tersebut intinya,” ujar Elnino di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (21/3).
Elnino menuturkan pernyataan Prabowo tersebut didasari dari beberapa artikel yang dibuat oleh pengamat intelektual. Sehingga artikel tersebut dianggap logis untuk dijadikan referensi melihat masa depan Indonesia. Lebih lanjut, Elnino menyatakan, Prabowo juga tidak sekadar melempar isu dan peringatan kepada warga Indonesia. Prabowo disebut sudah mempraktikan sejumlah hal untuk menjaga persatuan bangsa.
Salah satu hal yang dilakukan oleh Prabowo, kata Elnino, mampu dilihat saat kalah dari Joko Widodo dalam Pilpres tahun 2014. Kala tersebut, Prabowo memberi hormat kepada Jokowi walau merasa tak terima kalah.
Supaya menerima kekalahan dan mengawal performa pemerintah sesuai dengan aturan yang berlaku, hormat Prabowo, menurutnya juga sebagai cara untuk memberi pesan kepada semua pendukungnya
“Hormat kepada Pak Jokowi sebagai presiden untuk apa? Untuk menyebut
seluruh pendukungnya, telah ia (Jokowi) telah jadi presiden. Ayo kita
dukung dan kritik kalau salah. Jangan pecah-pecah sebagai bangsa,”
ujarnya.
Anggota Komisi I DPR ini juga mengatakan Prabowo bukan kali pertama menyampaikan soal Indonesia akan bubar pada 2030. Menurutnya, itu dalam rapat internal Gerindra disampaikan oleh prabowo sejumlah kali.
“Telah sering ia pidato begitu. Tergolong di rapat-rapat internal,” ujar Elnino.
Dalam sebuah unggahan video di Facebook Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengatakan Indonesia akan bubar pada 2030. Alasannya ada ketimpangan penguasaan kekayaan dan tanah.
“Saudara-saudara. Kita masih upacara. Kita masih menyanyikan lagu kebangsaan. Kita masih pakai lambang-lambang negara. Gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini, namun di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian dimana Republik Indonesia sudah dinyatakan tak ada lagi tahun 2030,” kata Prabowo Subianto dalam satu acara Gerindra.
Prabowo menilai penyebab Indonesia bubar tersebut berkaitan dengan perilaku elite politik sekarang. “Ini yang merusak bangsa kita. Semakin pandai semakin tinggi kedudukan semakin curang, semakin culas, semakin maling!” serunya.
Sementara dalam kajian National Intelligence Council bertajuk Global Trends 2030: Alternative Worlds yang dipublikasikan pada Desember 2012, tidak terdapat nama Indonesia di jajaran negara-negara yang berisiko tinggi gagal pada 2030.
Daftar risiko tersebut dipuncaki oleh Somalia, dan disusul oleh Burundi, Yaman, Uganda, Afganistan, Malawi, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Nigeria, Niger, Pakistan, Chad, Haiti, Ethiopia, dan Banglades. Kajian ini menyoroti tentang lemahnya pemerintah, keamanan yang minim, ekonomi yang rapuh, perebutan Sumber Daya Alam (SDA), serta konflik-konflik sipil yang bisa mengakibatkan kegagalan terhadap satu negara.
Somalia juga memuncaki daftar Indeks Negara Rapuh pada 2017. Sementara Indonesia ada di posisi 86, lebih kuat satu taraf daripada China.
Anggota Komisi I DPR ini juga mengatakan Prabowo bukan kali pertama menyampaikan soal Indonesia akan bubar pada 2030. Menurutnya, itu dalam rapat internal Gerindra disampaikan oleh prabowo sejumlah kali.
“Telah sering ia pidato begitu. Tergolong di rapat-rapat internal,” ujar Elnino.
Dalam sebuah unggahan video di Facebook Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengatakan Indonesia akan bubar pada 2030. Alasannya ada ketimpangan penguasaan kekayaan dan tanah.
“Saudara-saudara. Kita masih upacara. Kita masih menyanyikan lagu kebangsaan. Kita masih pakai lambang-lambang negara. Gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini, namun di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian dimana Republik Indonesia sudah dinyatakan tak ada lagi tahun 2030,” kata Prabowo Subianto dalam satu acara Gerindra.
Prabowo menilai penyebab Indonesia bubar tersebut berkaitan dengan perilaku elite politik sekarang. “Ini yang merusak bangsa kita. Semakin pandai semakin tinggi kedudukan semakin curang, semakin culas, semakin maling!” serunya.
Sementara dalam kajian National Intelligence Council bertajuk Global Trends 2030: Alternative Worlds yang dipublikasikan pada Desember 2012, tidak terdapat nama Indonesia di jajaran negara-negara yang berisiko tinggi gagal pada 2030.
Daftar risiko tersebut dipuncaki oleh Somalia, dan disusul oleh Burundi, Yaman, Uganda, Afganistan, Malawi, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Nigeria, Niger, Pakistan, Chad, Haiti, Ethiopia, dan Banglades. Kajian ini menyoroti tentang lemahnya pemerintah, keamanan yang minim, ekonomi yang rapuh, perebutan Sumber Daya Alam (SDA), serta konflik-konflik sipil yang bisa mengakibatkan kegagalan terhadap satu negara.
Somalia juga memuncaki daftar Indeks Negara Rapuh pada 2017. Sementara Indonesia ada di posisi 86, lebih kuat satu taraf daripada China.
Komentar
Posting Komentar